Sabtu, 09 Mei 2009

PUISI UNTUK ANDI MUNAJAT

PUISI UNTUK ANDI MUNAJAT
Oleh: Endik Koeswoyo

Jejak perjuanganmu masing terngiang pekat di telingaku
Syairmu meluluh lantakkan gema-gema kesombongan hatiku

Bung Andi....
Selamat jalan!
Bung Andi...
Doa kami seluruh rakyat melantun tulus....

Bung Andi...
Dekap erat putrimu hingga ke Surga besamamu

Dita...
Kami generasi muda bangga akan sosok Ayahmu
Temani dia di surga dengan senyummu...

Bung Andi...
Tanah ini telah kau simbah dengan darah dan luka
Darah juangmu akan trus menyatu
Engkau telah membuktikan darahmu mengalir untuk tanah pertiwi

Selamat jalan
Selamat jalan
Engkau adalah inpirasi, saudara, sahabat, teman bagi kami
Lagu itu akan terus kami nyanyikan
Akan trus kami kumandangkan hingga titik darah penghabisan...

Jejak perjuanganmu masing terngiang pekat di telingaku
Syairmu meluluh lantakkan gema-gema kesombongan hatiku

Sabtu, 04 Oktober 2008

Menang Berarti Menang, Kalah Tetap Menang

“Demokrasi merupakan sebuah alat untuk mencapai tujuan utama, yaitu mewujudkan kesejahteraan rakyat”(Jusuf Kalla)

Salam demokrasi..Kita harus bangga atas keberhasilan pesta demokrasi terbesar (Pemilu) yang lalu -meskipun masih ada cacat-, karena telah berjalan dengan baik, tanpa diwarnai kericuhan baik dari kedua belah pihak. Salah satu kelebihan dari penggunaan kata ‘keluarga’ pada konsep KEMA FK-UH tantu selalu menjadi tantangan jika terjadi pertentangan. Tetapi jika sebaliknya, tidak ada pertentangan, berarti apatisme dari komunitas kita tentang keberadaan KEMA itu sendiri semakin meningkat. Idiom-idiom ‘’cape deh’’ atau ‘’kurang kerjaan’’ terhadap orang yang aktif lembaga termasuk para aktivis pemilu, tentu harus diklarifikasi. Siapapun yang menang pada proses demokrasi paling akbar ini,dalam prosesnya tetap berada pada jalur-jalur demokrasi itu. Jika ternyata mayoritas masyarakat meminta mundur pemenang pemilu ini, ya dia harus mundur pula. Kekalahan dalam pemilu atau pengunduran pasca pemilu –kemungkinan terburuk kudeta- buka berarti kalah seperti yang kita lihat, tetapi banyak sudut pandang yang harus dilihat. Kepemimpinan secara struktur tidak selalu mencerminkan keinginan pemilihnya, kepemimpinan secara nilai terkadang lebih menentukan. Contho, kepribadian sukarno, hatta, dan pejuang lainnya yang dianggap lebih didengar dibanding pemimpin secara struktur yang notabene adalah penjajah kita , orang belanda dan jepang. Memang lebih baik disegani daripada ditakuti. Pastinya lebih baik jika kita memipin baik secara sturktural maupun cultural/nilai.
Kritik terhadap KPU
Peran KPU dalam proses pemilu pada dasarnya patut dihargai mengingat kerja kerasnya dalam membawa pesta demokrasi ini dengan baik. Namun ada yang patut di soroti, jika berkaitan dengan proses pembelajaran demokrasi.Keputusan untuk tidak adanya kampanye calon dan sedikitnya hanya 2 hari proses kampanye , kupikir masih sedikit sekali proses sosialisasi calon terhadap masyarakat hal ini menciptakan sikap yang elitis dimana calon hanya diketahui oleh elit FK dan tim sukses, sementara tidak membasis ke masyarakatnya langsung. Ini menciptakan kebingunan pada pemilih di basis. Akhirnya permainan kotor-proses penggiringan pemilih basis untuk memilih salah satu calon- terjadi kembali. Dan ini justru bukan pembelajaran demokrasi yang baik, tapi justru pembunuhan hak-hak demokrasi baik dengan dalih agama maupun dalih logika. Kampus bukan tempat penciptaan manusia ideologis yang seideologi dengan yang berkuasa atau yang mau berkuasa tapi lebih dari itu, mengenal semua ideologi dengan kritis dan cermat dan memilihnya di antara itu.

Kampanye Gambar dan Kampanye Dialogis
Proses kampanye yang diadakan KPU hanyalah 2 yaitu kampanye gambar dan kampanye dialogis. Pertama kampanye gambar, kampanye ini ternyata juga masih jauh dari ideal. Karena dari dua tim sukses yang ada ,asih terkesan kurang mendidik melalui kampanye ini.Gambar yang ditampilkan hanyalah foto calon dan kata-kata provokatif seperti iklan. Visi dan latar belakang calon tidak cukup dijadikan alasan. Visi rata-rata hampir sama, tidak ada yang mencolok perbedaannya, dan di antara keduanya masih tidak jelas apa yang dibawa masing-masing calon. Lalu entah mengapa, percaya atau tidak, ternyata masing-masing calon juga punya latar belakang background organ yang berbeda yang menjadi potensi massanya. Ditambah lagi proses tarik ulur kepentingan antara organ yang satu dangan organnya calon hanya menciptakan pesta demokrasi ini hanya sekadar permainan kepentingan kekuasaan antar organisasi. Kedua , kampanye dialogis yang diadakan ternyata tidak lebih dari sekadar formalitas pengenalan calon dengan baik, yang hadir kemarin di debat kandidat, hanya massa ideologis, tanpa pemilih di basis.karena diadakan pada saat kuliah mahasiswa. Pertarungan yang ada kemarin ialah antara tim sukses yang satu menjatuhkan calonnya tim sukses yang lain. Jadi proses pembelajaran demokrasi yang lalu masih jauh dari cita-cita menciptakan pemilih-pemilih cerdas. Solusi yang bisa aku tawarkan ya satu, untuk muktamar selanjutnya adakan kembali mekanisme partai politik di kampus.
Apapun yang terjadi sepatutnya kita patut bangga terhadap pemilu kita, jika dibandingkan dengan pemilu KEMA UH yang masih belum jelas hasilnya.Ya aku.. ingin mengucapkan selamat terhadap ketua BEM terpilih ialah kanda Irbab yang telah dipercaya sebagian besar oleh masyarakat KEMA FK-UH untuk membawa ini keluarga. Menang kalah dalam proses pemilu ini tetap menjadi tanggung jawab bersama dalam menggiring nilai mahasiswa itu kepada mahasiswa itu sendiri. Semoga kesadaran masyarakat kita tidak mentok sekedar kesadaran pemilu, tetapi kesadaran hakikat yang terus menerus.

Jumat, 19 September 2008

Sebagian Kecil dari Tantangan calon terpilih KEMA FK-UH

“Tugas pokok manusia modern saat ini, baik ia datang dari barat maupun timur, adalah meneguhkan kembali kedudukannya, memantapkan kembali keberadaan absolutnya, tujuannya di dalam kosmos ini” (Syahrir)

Salam Demokrasi..Pertarungan yang akan berlehat pada bulan ini dalam suatu pemilu kema fk-uh, kupikir merupakan pertarungan yang munafik. Berdasarkan kenyataan bahwa pertarungannya ialah pertarungan antar organisasi tanpa melalui wadah formal tersendiri yaitu partai politik. Dengan dalih kebersamaan dan kekeluargaan system kepartaian dihapuskan pada tahun 2006, Akhirnya keterbatasan yang membedakan antara calon yang satu dengan yang lain tidak ada dan tidak jelas. Sehingga proses pemilihan yang terjadi nanti ini bukan lagi kearah substansial –perjuangan ideology dan program kerja- tetapi akan bersandar kepada figuritas. Kita akan melihat masa lalu masing-masing calon. Apakah pengalamannya sudah mencukupi untuk membawa KEMA FK-UH?Apakah dia sudah siap menghadapi tantangan birokrasi dengan berani? Lebih buruknya lagi jika pertanyannya sudah mengarah kepada pergaulan atau siapa dekat dengan siapa. Sehingga pemilih akan memilih calon yang berlatar belakang sama dengannya. Ya.. tentunya efeknya akan menyulitkan pembelajaran demokrasi menjadi lebih baik. Yang tercipta adalah pemilih-pemilih yang tidak cerdas, aku pilih dia karena senior suruh aku pilih dia.
Selain itu, anggapan yang sering muncul pada masyarakat kampus juga sangat mempengaruhi proses ini yaitu sama saja hasilnya siapapun yang naik itu, tetap tidak akan membawa perubahan. Pesimistis masyarakat kampus merupakan hal yang wajar karena nilai-nilai pragmatisme sedang menyerang kampus.
Selain factor dari dalam/system yang sulit menciptakan atmosfir pembelajaran demokrasi dengan baik, ada juga factor dari luar seperti keterbatasan pergerakan kita sebagai mahasiswa melalui ketatnya sistem akademik. Perlu perubahan-perubahan yang mendasar sehingga proses demokrasi paling akbar KEMA FK-UH dapat berlangsung dengan ideal.
Perlu perubahan mendasar
Melihat kondisi realita yang akan dihadapi seperti yang disebutkan diatas, memang perlu perubahan-perubahan yang mendasar bagi masyarakat kampus.baik itu berupa sistem yang berlangsung maupun dari individu masing-masing. SIapapun yang akan berhasil naik menjadi 01 KEMA FK-UH,sepatutnya untuk menjadi seorang eksekutor perubahan.
Hal yang paling urgent dilakukan ialah penguatan wacana-wacana social dari kiri hingga kanan atau pembelajaran filsafat dari yunani sampai sekarang, merupakan hal yang mutlak kita butuhkan . Karena pergerakan tanpa penguatan ideology pada daerah basis akan menciptakan proses bunuh diri. Seperti kaum Komunis yang mengadakan Revolusi di Indonesia tahun 1927.
Kita butuh kesadaran-kesadaran yang lebih maju, bukan hanya kesadaran ekonomi dan material tetapi lebih dari itu, kesadaran akan eksistensinya –kesadaran esensial- sehingga melahirkan kesadaran bertanggung jawab. Bukan lagi kita hanya menciptakan manusia-manusia yang professional dalam kerjanya tapi lebih dari itu, kita mampu melihat apa itu kerjanya, mengapa kita bekerja seperti itu, bagaimana kondisi dunia kerjanya itu, dan lain-lain. Sehingga kita akan lebih mampu menyeleksi mana yang menjadi kebutuhan masayarakat sekarang bukan yang mana kita butuhkan agar kita dapat menikmati hidup dengan baik. Tentu ini berkaitan dengan profesi kita sebagai calon dokter agar selalu mampu melakukan tugas mulia dengan menolong orang, bukan karena uang atau status social. Memang sebuah kesulitan karena era pragmatisme sedang berkuasa.
Kedua ialah sisa dari nilai feodalisme dalam kultur dunia kedokteran kita yang masih kental membatasi pergerakan demokrasi. Ini bersumber dari sumpah hipocrates yang menjunjung tinggi berlebihan proses menghargai sehingga mengorbankan apa yang menjadi hak kita dengan pengakuan dari seorang yang kita anggap lebih tinggi. Padahal siapapun itu mereka berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dengan kita. Proses intimadasi dengan kalimat “kau masih mau jadi dokterkah?” merupakan salah satu produk dari prinsip feodalisme yang masih berjaya. Atau proses KOAS dimana unsur nepotisme sangat terlihat. Memang betul dunia kedokteran adalah dunia etika tapi apakah kesadaran beretika hanya didapatkan melalui proses doktrinasi dan intimidasi. Memang ini merupakan sebuah pertanyaan apakah manusia akan mengembangkan kesadaran eksistensinya pada saat ditindas dan dikekang atau pada saat disuapi dengan berbagai wacana yang menjelaskan realita dari sudut pandang yang berbeda. Pengembangan kesadaran dengan proses penindasan kupikir hanya melahirkan kesadaran/berani untuk melawan bukan untuk melakukan sebuah perubahan.
Ketiga, salah satu istilah yang digunakan pada Deklarasi Hasanuddin ialah menjadi “garda terdepan” dalam memperjuangkan hak-hak rakyatnya, tentu harus diaplikasikan secara nyata. Namun realitanya mahasiswa yang bersentuhan langsung dengan rakyat yang paling bawah –mahasiswa FK- justru terkadang menjadi garda terbelakang dalam proses perjuangan rakyatnya tersebut. Entah karena kurangnya pengetahuan atau proses pengkaderan atau kultur FK atau system akademik. Ini tentu perlu dijawab dengan bijak.
Dan masih banyak lagi PR-PR yang harus dilaksanakan oleh calon terpilih nanti, termasuk kondisi mahasiswa kelas internasional yang belum jelas arahnya, ketatnya sistem akademik yang tentunya membatasi gerakan mahasiswa, bagaimana menyikapi kebijakan-kebijakan pemerintah yang terkadang mendzalimi rakyatnya, dan masih banyak lagi.
Tantangan dalam konteks Pemilu Indonesia
Lebih penting lagi jika kita berbicara pada tataran konteks Indonesia secara nasional. Dinamika negeri akan berlangsung dengan cepat, tentu kita harus menciptakan kader-kader FK-UH yang lebih mampu melihat dengan jernih konteks negeri ini dan berani menyikapi. Bukan masyarakat kampus –masyarakat intelek- jika ikut mengkampanyekan partai atau calon tanpa memiliki alasan yang masuk akal. Terlebih lagi jika mendukung kembali penguasa-penguasa ORBA terdahulu atau mendukung reformis gadungan yang menguntungkan penguasa-penguasa ORBA.
Memang selalu menjadi pertanyaan apakah gerakan mahaisiswa hanya sekedar gerakan moral atau gerakan politik. Namun yang lebih berbahaya jika mengaku sebagai gerakan politik namun partai politik yang didukungnya justru mengkhianati masyarakat kampus yang mendukungnya melalui dukungan terhadap ORBA sehingga berkuasa kembali, sementara masyarakat kampus tersebut tidak menyadari bahwa mereka dimanfaatkan oleh penguasa koruptor. Jangan sampai KEMA FK-UH nanti menjadi perpanjangan tangan salah satu partai politik yang opurtunis.
Semoga calon terpillih nanti mampu menjawab tantangan-tantangan tersebut dengan baik.

Senin, 04 Agustus 2008

नापा बेगो नि blog

Rabu, 07 Mei 2008

LEMA bikin pusing

L

Rabu, 30 April 2008

TabRAkan 2

asli gila...sy kaget...
kmaren tapatnya 10 menit stlh salat isya, sy jalan dari rumah cari makan... perut udah kruyuk2 dari tadi siang, cuz cuma makan mie tadi pagi..itupun kuahnya g panas..siala..maklum dompet lg tipis..gara2 RAVI ambil kartuku, ktnya bd mw nyoblos..tp malah ditahan ampe berhari2...tpaksa ngutang sanasini..sori DONI blum sy bayar...hwhwwhwh....
kmbali lagi...
mumpung hujan reda...ya jalan aj...baru 2 menit di jalan, hujan tambah deras, mw berteduh, tapi tanggung sih.. takkala kalo gitu...

Pas di jalan yg sepi,suram, g ada cahaya...sy jalan pake gigi 2 nyantei aj...mikirin makan apa enaknya hari ini...ayam atw ikan bakar...tiba2 depan ada motor..nyantei aja lagi tuh motor punya lampu..tapi aneh...makin deket dya malah makin kenceng...waduh..ini orang g sadar kalo depannya tuh motor...akhirnya ktabrak...BRUK......

sy terlempar jauh ke blakang..dy jg jatuh tapi dya berdiri duluan...lang sung nyamperin jadi hero..he he eh..--sialan sy telat berdiri--"gpp ji mas??"..." apa ta' yg sakit " kt sang hero...fyuh untung cuma lututku yg benjol... g ampe brdarah2...ky tabrakan gw yg lalu...ampe patah tangan,, ktnya bd sempat amnesiaka'..sialan jadi bahan lelucon ma anak2...hwhwhwhw

kmbali lagi asli bingung..g tw mw bikin apaan...waduh gmn ni mas..??kap depanku rusak nh...ktnya sang hero...sy diem aj...pdahl di pikiranku sama ji tolo....punyaku lebih parah..ampe g ada tinggal..ayo bteduh dulu dh...biar qt berpikir jernih bareng...ya...kaya gitulah kira2...sy agak lupa disitu...

kita beteduh di toko skitar 15 kaki dari TKP, langsung cari rokok biar agak jernih..kbetulan juga disitu ada seorang warga sekitar..kita crita bareng2 brharap dya jadi pnengah...karena kynya daritadi kita brdua salah tingkah...tapi cek per cek...ktnya warga... jalan itu sampingnya kuburan...kuburannya poltek...dh langsung tbongkar...masa ada hantu dibalik kejadian...udah gelap, sanasisni rumput tinggi,, sampingnya kuburan lagi..tambah hujan yg makin deras...mang angker..tapi jangn mikir g g deh...hwhwhwhwh..mungkin saya lupa kasih salam ma kuburan i2 y...assalamu alaikum ya ahlul jahanam...eh...assalamu alaikul ya ahlul kubur...

akhirnya dya ngajak k rumahnya...oya...sy lupa qt udah kenalan tadi,, dya imran,, anak poltek 02..untung motornya msh bisa jalan...meski agak ngadat sh...akhirnya sampe d swt tempat..sy jadi negatif thinking..jangan2 dy bawa ketemannya baru borongi saya pake pisau atau parang...waduh...astafirullah...

ampe sana dya panggil temen2nya yg tw tntang motor...n ktnya kalkulasikan skitar 200000 tuk motornya...aduh...pdhl masih banyak utang nih ma anak2...dasar ravi sialan..sy diajak k kamarnya..

suasana jadi tambah akrab...gara2 sy panggil dy ka imran...trpaksa feodal...qt ngobrol barng...dy kasih banyk petuah bwt saya..maklum yg senior...akhirnya qt janjian ktm lagi hari jum'at ke bengkel...biar ada transparansi...qt sama2 ke bengkel kalkulasikan biayanya bareng2..ntar pembagian pembiayaannya ditentukan nanti..cuzhari ini libur.. hari paskah...--pas kah ini hari saya mengucapkan selamat hari paskah, mang betul ni harikah?? mang betul ada paskah kah??,, au ah sy pusing--

oya...trnyta motornya ka imran itu motor baru , skitar bulan 3 kluar..rencana mw dipamer dikeluarganya..mw pulang kampung hari ini pake itu motor....waduh ...minta maafka' kanda...
emang 'ada-ada aj gt'...

satu yg sy acungi jempol peristiwa kmaren,,qt bisa nyelesaikan dengan kultur..g perlu alat militer...pake alat feodal trnyata berhasil...mang Indonesia masih ada nilai2 feodal..satu sisi merugikan,, satu sisi menguntungkan ..kya saya nh..tepat apa yang dikatakan filsafat marhaenisme..sosialisme indonesia..adalah sosialisme yg berlandaskan kegotongroyongan..trkadang sy bpikir ..apa perlu kita perjuangkan marhaen kembali...???

Sabtu, 19 April 2008

tes